Jakarta,  www.binus.ac.id – Komputer sudah bukan barang yang langka lagi saat ini. Fungsinya yang beragam membuat komputer menjadi seperti benda wajib yang harus dikuasai tiap individu saat ini. Apalagi mengingat era globalisasi yang menuntut setiap individu untuk semakin canggih dalam menguasai teknologi. Entah sebagai alat bantu pekerjaan atau sekedar alat hiburan semata, komputer sangat digemari.

Beragam piranti keras maupun lunak diperlukan untuk mengendalikan dan mengoperasikan komputer. Salah satu piranti yang sangat penting adalah mouse, sebuah alat kecil yang dipergunakan untuk menelusuri setiap bagian komputer melalui alat penunjuk di layar. Namun tidak semua orang bisa menggunakan piranti yang satu ini, terutama bagi mereka yang sedang mengalami keterbatasan fisik pada bagian tangan. Berdasarkan data statistik dari Depsos, pada tahun 2009 di indonesia saja dari 14 provinsi yang telah terdata terdapat kurang lebih 850.000 penderita keterbatasan fisik pada bagian tangan; berdasarkan statistik WHO tahun 2008 terdapat sekitar 8-10% dari populasi manusia di dunia menderita keterbatasan fisik. Meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai orang dengan keterbatasan fisik, namun tetap saja mereka terkadang tersisih dari dunia kerja karena dianggap tidak mampu bekerja dengan baik.

Berangkat dari hal tersebut, tiga mahasiswa BINUS UNIVERSITY jurusan Teknik Informatika angkatan 2005 membuat sebuah piranti keras yang diberi nama Eye Based Pointing Device (Eye-B PoD). Alat yang berfungsi sebagai pengganti mouse ini diciptakan oleh Stanley, Victor, dan Josephine pada tahun 2008 sebagai pengembangan dari skripsi mereka. Alih-alih menggunakan tangan untuk mengoperasikan piranti penunjuk, Eye-B PoD memanfaatkan gerakan mata agar dapat mengendalikan kursor pada layar komputer. Hal ini tentu dapat membantu mereka yang memiliki keterbatasan fisik terutama pada bagian lengan untuk dapat menggunakan komputer dan memberikan kesempatan agar mereka dapat aktif terlibat dengan perkembangan dunia teknologi saat ini.

Cara penggunaan Eye-B-PoD yaitu dengan memanfaatkan gerakan mata yang ditangkap oleh piranti masukan berupa webcam. Pengguna cukup melihat ke bagian layar tertentu untuk mengarahkan kursor pada bagian yang ingin dituju. Jika ingin melakukan proses klik seperti pada mouse, pengguna cukup melakukan kedipan dengan salah satu matanya ketika kursor telah berada pada bagian yang dituju.

“Jika ingin klik kiri, tinggal mengedipkan mata kiri, begitu juga jika ingin klik kanan, kedipkan saja mata kanan. Sementara untuk double-klik, bisa dilakukan dengan mengatur sistem mouse di komputer agar bisa dilakukan dengan satu kedipan saja,” ujar Stanley.

Eye-B PoD terdiri dari empat fitur, yaitu:
1.    Automatic Face And Eye Detection: saat pengguna sudah berada di depan webcam yang telah dilengkapi piranti lunak Eye-B-PoD, otomatis muka dan matanya langsung terdeteksi.
2.    Smart Dominant Face Detector: misalkan ada lima wajah yang berada di depan webcam, maka hanya wajah dominan yang bisa ditangkap oleh Eye-B-PoD.
3.    False Positive Blink Detector: bisa mendeteksi kedipan mata saat pengguna ingin melakukan klik kiri atau klik kanan dengan kedipan.
4.    Auto Sensitivity Calibration: otomatis mengkalibrasi ulang jika Eye-B-PoD kehilangan deteksi kedipan mata.

Ide membuat Eye-B PoD muncul saat Stanley, Victor, dan Josephine, mengambil mata kuliah mengenai pengolahan citra. Awalnya, ketiga alumnus Teknik Informatika, BINUS UNIVERSITY, ini mencoba memanfaatkan jari tangan yang ditangkap oleh sensor webcam untuk menggerakkan kursor pada layar monitor. Tetapi kemudian ditemukan ada sedikit kekurangan jika menggunakan jari tangan, terutama dari segi kegunaannya. Oleh karena itu, akhirnya mereka memutuskan untuk memanfaatkan mata sebagai penggerak kursor pada monitor.

Stanley, Victor, dan Josephine melalui Eye-B-PoD berhasil meraih Juara Kedua (merit) Indonesia ICT Awards (INAICTA 2009) pada kategori Research and Development. Saat ini, aplikasi Eye-B PoD ini masih dalam tahap pengembangan. Stanley, Victor, dan Josephine berencana untuk mengoptimalkan fungsi Eye-B Pod dengan menambahkan fitur voice recognition pada aplikasi tersebut. Dengan begitu, pengguna bisa mengoperasikan komputernya tanpa menggunakan tangan sama sekali.

Stanley, Victor, dan Josephine berharap dengan adanya piranti lunak ini, mereka bisa membantu para tuna daksa dan penderita penyakit yang lumpuh di bagian tangannya, agar tetap bisa menggunakan komputer. Ia berencana akan menjual Eye-B-PoD dalam bentuk piranti lunak ke para distributor dengan harga yang terjangkau. Dan tentunya sebagai pengabdian kepada para penyandang cacat, piranti lunak ini juga akan diberikan secara gratis kepada para penyandang cacat yang memerlukannya.

“Kami telah meluncurkan pilot project-nya ke yayasan PPCI (Persatuan Penyandang Cacat Indonesia),” ucap Stanley.

—oOo—

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi:

Christy Sibuea
Marketing Communication
BINA NUSANTARA
Ph      : 021-5345830 ext. 2128
Fax      : 021-5301668
Cell      : 0818-200-927
Email      : csibuea@binus.edu
Website : www.binus.edu

Press Release ini dapat diakses melalui www.binus.ac.id